Sabtu, 03 Agustus 2013

Komentar mantan Pesepeda fixie terhadap Fenomena Sepeda Fixie Dikalangan Anak Muda



==================================================================
Sebuah kultur baru yang muncul di Indonesia sudah pasti di manfaatkan oleh beberapa pihak. Saya termasuk pemain lama dan masih angkatan awal2 di dunia fixie. Sudah tau bagus jelek nya dunia fixie dari mulai rider fixie, pedagang, sampe anggota komunitas nya.

Dulu saya beli frame balap di hargain cuma sama sebungkus rokok. dulu orang2 mikir "ah sepeda balap buat apaan kuno bgt, jalanan kota kan juga jelek jadi mending MTB aja".
Dulu setiap pengunjung toko sepeda hanya bapak-bapak yang sibuk dengan pekerjaan nya, dan tidak memiliki waktu untuk berolahraga jadi mereka sepedahan menuju kantor masing2 dan saya pun begitu, saya termasuk pengunjung paling kecil waktu itu(saya masih SMA) mau ke sekolah tapi ga punya duit lebih buat bensin jadi pakai sepeda hampir setiap hari untuk ke sekolah.
Saya bikin fixie dulu bulan februari tahun 2009. lalu dengan jarak hanya sekitar 6 bulan saja, harga2 part fixie mulai melonjak sangat tajam. Barang yang tadinya 10ribu kini dihargai 30ribu. Dan saya pun sempet nanya ke pedagang langganan. "kok naik banget sih?? dulu ga segini juga harganya" dan pedagang pun ketawa, dan ngomong ke saya "yang beli ginian kan anak2 muda semua, mereka pada ga tau seluk beluk sepeda ywdh gw naikin aja harganya, merekapun juga palingan uda minta duit ke orang tua masing2 jadi kan ga apa2 gw naikin banyak".





Entah mau di bilang bagus atau jelek. Tapi yang jelas semenjak ada fixie anak muda yang tadinya keseharian nya cuma nongkrong ga jelas kini beralih ke sepedahan bareng2. Sudah pasti efek positif nya adalah badan menjadi sehat. Tapi apakah itu tujuan aslinya para fixie rider skrg ini?

Jujur saya sedih bgt setiap dateng ke toko2 sepeda yang uda punya nama cukup besar.Dulu setiap saya dateng hampir semua pengunjung yg dateng sudah pasti keringetan, mereka menempuh jarak yang cukup jauh dari rumah hanya untuk berkumpul setiap harinya. Ada yang sekedar ngobrol, berbagi ilmu dunia sepeda, sampai menjual part yang sudah tidak di pakai lagi di rumah..
Tapi skrg setiap pengunjung yg datang hampir semua mengendarai MOBIL atau MOTOR, jadi setelah sampai di toko sepeda mereka menurunkan sepeda dari bagasi nya. Pengunjung yang datang pun penampilan nya rapih-rapih, ga ada tanda2 abis gowes sepeda. Dan setelah sampai pun mereka hanya sekedar duduk ngobrol sambil main hp dan menunjukkan gambar di hp nya kepada pengunjung lain sembari berkata "eh gw punya part baru kaya gini loh di rumah, bagus kan? kemaren gw abis beli dari toko ini, stok nya uda abis skrg" (karena skrg jika ada part baru dan bagus sudah pasti cepet laku karena peminat nya banyak)

Kayanya fungsi sepeda skrg ini sudah sama kaya barang tersier lain nya seperti hp, kamera slr, ataupun gadget canggih lain nya. SEPEDA SUDAH DI JADIKAN ALAT UNTUK EKSISTENSI OLEH PARA PEMILIK NYA. Jika sepeda yang kita miliki harganya menembus angka 8 digit (10.000.000, dst) maka sudah pasti prestise yang dimiliki pemilik nya semakin naik. Saya tekankan disini adalah para PEMILIK, bukan para PENGENDARA dan secara tidak langsung tercipta kesenjangan sosial di dunia sepeda skrg ini. Mereka yang memiliki sepeda mahal hanya mau gaul dengan pemilik yang memilki spesifikasi part yang senilai dengan dirinya. Sementara para pemilik sepeda dengan budget pas2an pun juga merasa kurang sreg jika bergaul dengan pemilik sepeda hi- budget dan kinipun para rider jika ingin datang ke lokasi pasti bawa mobil dari rumah nya dan sepeda di taro bagasi. Setelah sampai di loaksi baru mereka mengeluarkan sepedanya dan langsung duduk berkumpul nongkrong. Ini sudah sangat keluar jalur dari tujuan asli seluruh komunitas sepeda yang sudah pasti dibawah naungan komunitas Back to bike yaitu BERKUMPUL BERSAMA SEPEDAHAN BARENG DENGAN TUJUAN YANG SAMA, YAITU MEMASYARAKATKAN PENGGUNAAN SEPEDA DI MASYARAKAT.



Sekarang komunitas sepeda hanya jadi ajang gaul untuk menambah teman.


Belum lagi saat car free day. Dulu car free day sangat lengang. Sekarang ramainya bukan main. Sepeda yang di gowes pun sepeda hi-budget semua. Saya pun bertanya-tanya, "kemana aja ini pengendara sepeda di car free day di hari-hari biasa? kok kayanya saya gowes tiap hari ga pernah ketemu biker deh.


Jika kita berpikir fungsi asli sepeda sebenernya adalah termasuk barang sekunder, malah ada yang sampai menganggap barang primer.
Sepeda adalah sebuah alat transportasi, dan Anda semua disini menganggap alat transportasi sebuah barang jenis apa? primer atau sekunder?? jadi jika kita melihat fungsi asli sepeda yang merupakan sebuah alat transportasi, apakah saya berlebihan jika menganggap sepeda yang cuma memiliki 2 buah ban dan bikin pengendara nya keringetan capek ini adalah sebuah benda penting? apalagi di kondisi iklim dunia seperti sekarang ini.

Kini saya pun menjual seluruh sepeda yang ada di rumah dan hanya menyisakan 1 sepeda, itupun untuk di pakai sama nyokap saya.
saya sih skrg mikir, mending saya macet2an sambil buang uang buat bensin daripada saya sakit hati sambil liat perkembangan dunia sepeda skrg ini, uda beda banget sama jalan pikiran saya dulu waktu pertama kali memutuskan untuk sepedahan.

Ga bisa di pungkiri kultur fixie memang merubah drastis dunia sepeda di Indonesia..

yaaaa tapi mau bagaimana lagi? sudah punya sepeda saja cukup kok untuk menjadikan seseorang bisa lebih sehat dari sebelum nya..
sepeda kan ga mungkin cuma dipajang di rumah doang kan ya??
=================================================================



Posisi saya ketiga dari kiri --v
Salam gowes!







Tidak ada komentar:

Posting Komentar