

==================================================================
Sebuah
kultur baru yang muncul di Indonesia sudah pasti di manfaatkan oleh beberapa
pihak. Saya termasuk pemain lama dan masih angkatan awal2 di dunia fixie. Sudah
tau bagus jelek nya dunia fixie dari mulai rider fixie, pedagang, sampe anggota
komunitas nya.
Dulu saya
beli frame balap di hargain cuma sama sebungkus rokok. dulu orang2 mikir
"ah sepeda balap buat apaan kuno bgt, jalanan kota kan juga jelek jadi
mending MTB aja".
Dulu
setiap pengunjung toko sepeda hanya bapak-bapak yang sibuk dengan pekerjaan
nya, dan tidak memiliki waktu untuk berolahraga jadi mereka sepedahan menuju
kantor masing2 dan saya pun begitu, saya termasuk pengunjung paling kecil waktu
itu(saya masih SMA) mau ke sekolah tapi ga punya duit lebih buat bensin jadi
pakai sepeda hampir setiap hari untuk ke sekolah.
Saya
bikin fixie dulu bulan februari tahun 2009. lalu dengan jarak hanya sekitar 6
bulan saja, harga2 part fixie mulai melonjak sangat tajam. Barang yang tadinya
10ribu kini dihargai 30ribu. Dan saya pun sempet nanya ke pedagang langganan.
"kok naik banget sih?? dulu ga segini juga harganya" dan pedagang pun
ketawa, dan ngomong ke saya "yang beli ginian kan anak2 muda semua, mereka
pada ga tau seluk beluk sepeda ywdh gw naikin aja harganya, merekapun juga
palingan uda minta duit ke orang tua masing2 jadi kan ga apa2 gw naikin
banyak".

Entah mau
di bilang bagus atau jelek. Tapi yang jelas semenjak ada fixie anak muda yang
tadinya keseharian nya cuma nongkrong ga jelas kini beralih ke sepedahan
bareng2. Sudah pasti efek positif nya adalah badan menjadi sehat. Tapi apakah
itu tujuan aslinya para fixie rider skrg ini?
Jujur
saya sedih bgt setiap dateng ke toko2 sepeda yang uda punya nama cukup
besar.Dulu setiap saya dateng hampir semua pengunjung yg dateng sudah pasti
keringetan, mereka menempuh jarak yang cukup jauh dari rumah hanya untuk
berkumpul setiap harinya. Ada yang sekedar ngobrol, berbagi ilmu dunia sepeda,
sampai menjual part yang sudah tidak di pakai lagi di rumah..
Tapi skrg
setiap pengunjung yg datang hampir semua mengendarai MOBIL atau MOTOR, jadi
setelah sampai di toko sepeda mereka menurunkan sepeda dari bagasi nya.
Pengunjung yang datang pun penampilan nya rapih-rapih, ga ada tanda2 abis gowes
sepeda. Dan setelah sampai pun mereka hanya sekedar duduk ngobrol sambil main
hp dan menunjukkan gambar di hp nya kepada pengunjung lain sembari berkata
"eh gw punya part baru kaya gini loh di rumah, bagus kan? kemaren gw abis
beli dari toko ini, stok nya uda abis skrg" (karena skrg jika ada part
baru dan bagus sudah pasti cepet laku karena peminat nya banyak)
Kayanya
fungsi sepeda skrg ini sudah sama kaya barang tersier lain nya seperti hp,
kamera slr, ataupun gadget canggih lain nya. SEPEDA SUDAH DI JADIKAN ALAT UNTUK
EKSISTENSI OLEH PARA PEMILIK NYA. Jika sepeda yang kita miliki harganya
menembus angka 8 digit (10.000.000, dst) maka sudah pasti prestise yang
dimiliki pemilik nya semakin naik. Saya tekankan disini adalah para PEMILIK,
bukan para PENGENDARA dan secara tidak langsung tercipta kesenjangan sosial di
dunia sepeda skrg ini. Mereka yang memiliki sepeda mahal hanya mau gaul dengan
pemilik yang memilki spesifikasi part yang senilai dengan dirinya. Sementara
para pemilik sepeda dengan budget pas2an pun juga merasa kurang sreg jika
bergaul dengan pemilik sepeda hi- budget dan kinipun para rider jika ingin datang
ke lokasi pasti bawa mobil dari rumah nya dan sepeda di taro bagasi. Setelah
sampai di loaksi baru mereka mengeluarkan sepedanya dan langsung duduk
berkumpul nongkrong. Ini sudah sangat keluar jalur dari tujuan asli seluruh
komunitas sepeda yang sudah pasti dibawah naungan komunitas Back to bike yaitu
BERKUMPUL BERSAMA SEPEDAHAN BARENG DENGAN TUJUAN YANG SAMA, YAITU
MEMASYARAKATKAN PENGGUNAAN SEPEDA DI MASYARAKAT.

Sekarang komunitas sepeda hanya jadi ajang
gaul untuk menambah teman.

Belum lagi saat car free day. Dulu car free
day sangat lengang. Sekarang ramainya bukan main. Sepeda yang di gowes pun
sepeda hi-budget semua. Saya pun bertanya-tanya, "kemana aja ini
pengendara sepeda di car free day di hari-hari biasa? kok kayanya saya gowes tiap
hari ga pernah ketemu biker deh.

Jika kita
berpikir fungsi asli sepeda sebenernya adalah termasuk barang sekunder, malah
ada yang sampai menganggap barang primer.
Sepeda
adalah sebuah alat transportasi, dan Anda semua disini menganggap alat
transportasi sebuah barang jenis apa? primer atau sekunder?? jadi jika kita
melihat fungsi asli sepeda yang merupakan sebuah alat transportasi, apakah saya
berlebihan jika menganggap sepeda yang cuma memiliki 2 buah ban dan bikin
pengendara nya keringetan capek ini adalah sebuah benda penting? apalagi di
kondisi iklim dunia seperti sekarang ini.
Kini saya
pun menjual seluruh sepeda yang ada di rumah dan hanya menyisakan 1 sepeda,
itupun untuk di pakai sama nyokap saya.
saya sih
skrg mikir, mending saya macet2an sambil buang uang buat bensin daripada saya
sakit hati sambil liat perkembangan dunia sepeda skrg ini, uda beda banget sama
jalan pikiran saya dulu waktu pertama kali memutuskan untuk sepedahan.
Ga bisa
di pungkiri kultur fixie memang merubah drastis dunia sepeda di Indonesia..
yaaaa
tapi mau bagaimana lagi? sudah punya sepeda saja cukup kok untuk menjadikan
seseorang bisa lebih sehat dari sebelum nya..
sepeda
kan ga mungkin cuma dipajang di rumah doang kan ya??
=================================================================
Quote
from kaskus : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6547832

Posisi
saya ketiga dari kiri --v
Salam
gowes!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar