Proses
pembangkitan tenaga lstrik pada prinsipnya merupakan konversi energi primer
menjadi energi mekanik penggerak generator, yang selanjutnya energi mekanik ini
dikonversikan oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses yang demikian ini
menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:
a. Penyediaan Energi Primer
Energi
primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar
meliputi: pengadaan, transportasi dan penyimpananya, terutama yang memerlukan
perhatian terhadap resiko kebakaran.
Energi
primer untuk PLTA adalah air. Pengadaannya dari sungai dan hujan, sedangkan
penyimpanannya di waduk. Untuk PLTA, konservasi hutan pada daerah aliran
sungai(DAS) sangat penting agar hutan berfungsi sebagai penyimpan air sehingga
tidak timbul banjir di musim hujan dan tidak terjadi kekeringan di musim
kemarau.
b. Penyediaan Air Pendingin
Masalah
penyediaan air pendingin timbul pada pusat termal seperti PLTU dan PLTD. PLTG
tidak memerluka air pendingin yang banyak. PLTU dan PLTD dengan daya terpasang
di atas 25 MW banyak yang dibangun di daerah pantai karena membutuhkan air
pendingin dalam jumlah besar sehingga pusat listrik ini dapat menggunakan air
laut sebagai air pendingin. Untuk unit-unit PLTD yang kecil, dibawah 3 MW,
pendinginannya dapat menggunakan udara dengan menggunakan radiator.
c. Masalah Limbah
PLTU batu
bara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dan asap yang mengandung gas SO2,
CO2, dan Nox. Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari air ketel(blow
down). PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas. PLTA tidak
menghasilkan limbah sebaliknya limbah dari masyarakat yang masuk ke sungai
penggerak PLTA sering menimbulkan gangguan pada PLTA.
d. Masalah Kebisingan
(gambar
diatas merupakan perbandingan tingkat kebisingan genset merk honda dengan
tingkat kebisingan berbagai macam keadaan)
Pusat
Listrik termal menimbulkan suara kerasa yang merupakan kebisingan bagi
masyarakat yang tinggal di dekatnya. Tingkat kebisingan harus dijaga agar tidak
melampaui standar yang berlaku.
e. Operasi
Operasi
pusat listrik sebagian besar 24 jam sehari. Selain itu biaya penyediaan tenaga
listrik sebagian besar(±60%) untuk operasi pusat listrik, khususnya untuk
membeli bahan bakar. Oleh karena itu perlu dilakukan operasi pusat listrik yang
seefesien mungkin. Jika pusat listrik beroperasi dalam sistem interkoneksi,
(yaitu pusat listrik yang beroperasi paralel dengan pusat-pusat listrik lain
melalui saluran transmisi), maka pusat listrik ini harus mengikuti pola operasi
sistem interkoneksi.
f. Pemeliharaan
Pemeliharaan
peralatan diperlukan untuk:
·Mempertahankan efeisiensi
·Mempertahankan keandalan
·Mempertahankan umur ekonomis
Bagian-bagian
peralatan yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah:
·Bagian-bagian yang bergeser seperti
bantalan, cincin penghisap(piston rings), dan engsel-engsel
·Bagian-bagian yang mempertemukan
zat-zat dengan suhu yang berbeda seperti penukar panas(heat exchanger) dan
ketel uap
·Kontak-kontak listrik dalam sakelar
serta klem-klem penyambung listrik.
g. Gangguan dan kerusakan
Gangguan
adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutus Tenaga(PMT) membuka (trip) di luar
kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan tenaga listrik. Gangguan
sesungguhnya adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir
dan tanaman. Gangguan dapat juga disebabkan karena kerusakan alat. Sebaiknya
gangguan( misalnya yang disebabkan petir) yang terjadi berkali-kali akhirnya
dapat mengakibatkan alat(misalkan transformator) menjadi rusak.
h. Pengembangan Pembangkitan
Pada
umunya, pusat listrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam sistem
interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena beban yang
dihadapi terus bertambah, sedangkan di lain pihak unit pembangkit yang ada
menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari operasi. Jika gedung pusat
listrik yang ada masih memungkinkan untuk penambahan unit pembangkit, maka
pengembangan pembangkitan dapat dilakukan dengan menambah unit pembangkit dalam
gedung pusat listrik yang ada, maka harus dibangun pusat listrik yang baru.
Pengembangan pembangkitan khususnya dalam sistem interkoneksi, selain harus
memerhatikan masalah gangguan dan kerusakan(butir g), juga harus memerhatikan
masalah saluran transmisi dalam sistem.
i. Teknologi pembangkitan
Pembangkitan
teknologi umumnya mengarah pada perbaikan efisiensi dan penemuan teknik
konversi energi yang baru dan penemuan bahan bakar baru. Perkembangan ini
meliputi segi perangkat keras(Hardware) seperti komputerisasi dan juga meliput
segi perangkat lunak(software) seperti pengembangan model-model matematik untuk
optimasi.
Sumber:
buku Pembangkitan Energi listrik karya Djiteng Marsudi edisi kedua
Terimakasih telah membantu saya dalam mengerjakan tugas :)
BalasHapusterima kasih sangat membantu
BalasHapus