Sabtu, 21 September 2013

Masalah Utama dalam Proses Pembangkitan




Proses pembangkitan tenaga lstrik pada prinsipnya merupakan konversi energi primer menjadi energi mekanik penggerak generator, yang selanjutnya energi mekanik ini dikonversikan oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses yang demikian ini menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:


a.       Penyediaan Energi Primer



Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar meliputi: pengadaan, transportasi dan penyimpananya, terutama yang memerlukan perhatian terhadap resiko kebakaran.
Energi primer untuk PLTA adalah air. Pengadaannya dari sungai dan hujan, sedangkan penyimpanannya di waduk. Untuk PLTA, konservasi hutan pada daerah aliran sungai(DAS) sangat penting agar hutan berfungsi sebagai penyimpan air sehingga tidak timbul banjir di musim hujan dan tidak terjadi kekeringan di musim kemarau.

b.      Penyediaan Air Pendingin







Masalah penyediaan air pendingin timbul pada pusat termal seperti PLTU dan PLTD. PLTG tidak memerluka air pendingin yang banyak. PLTU dan PLTD dengan daya terpasang di atas 25 MW banyak yang dibangun di daerah pantai karena membutuhkan air pendingin dalam jumlah besar sehingga pusat listrik ini dapat menggunakan air laut sebagai air pendingin. Untuk unit-unit PLTD yang kecil, dibawah 3 MW, pendinginannya dapat menggunakan udara dengan menggunakan radiator.


c.       Masalah Limbah


PLTU batu bara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dan asap yang mengandung gas SO2, CO2, dan Nox. Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari air ketel(blow down). PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas. PLTA tidak menghasilkan limbah sebaliknya limbah dari masyarakat yang masuk ke sungai penggerak PLTA sering menimbulkan gangguan pada PLTA.


d.      Masalah Kebisingan


(gambar diatas merupakan perbandingan tingkat kebisingan genset merk honda dengan tingkat kebisingan berbagai macam keadaan)

Pusat Listrik termal menimbulkan suara kerasa yang merupakan kebisingan bagi masyarakat yang tinggal di dekatnya. Tingkat kebisingan harus dijaga agar tidak melampaui standar yang berlaku.


e.      Operasi




Operasi pusat listrik sebagian besar 24 jam sehari. Selain itu biaya penyediaan tenaga listrik sebagian besar(±60%) untuk operasi pusat listrik, khususnya untuk membeli bahan bakar. Oleh karena itu perlu dilakukan operasi pusat listrik yang seefesien mungkin. Jika pusat listrik beroperasi dalam sistem interkoneksi, (yaitu pusat listrik yang beroperasi paralel dengan pusat-pusat listrik lain melalui saluran transmisi), maka pusat listrik ini harus mengikuti pola operasi sistem interkoneksi.


f.        Pemeliharaan


Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk:
·Mempertahankan efeisiensi
·Mempertahankan keandalan
·Mempertahankan umur ekonomis
Bagian-bagian peralatan yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah:
·Bagian-bagian yang bergeser seperti bantalan, cincin penghisap(piston rings), dan engsel-engsel 
·Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang berbeda seperti penukar panas(heat exchanger) dan ketel uap 
·Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung listrik.


g.       Gangguan dan kerusakan


Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutus Tenaga(PMT) membuka (trip) di luar kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan tenaga listrik. Gangguan sesungguhnya adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir dan tanaman. Gangguan dapat juga disebabkan karena kerusakan alat. Sebaiknya gangguan( misalnya yang disebabkan petir) yang terjadi berkali-kali akhirnya dapat mengakibatkan alat(misalkan transformator) menjadi rusak.

h.      Pengembangan Pembangkitan






Pada umunya, pusat listrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam sistem interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena beban yang dihadapi terus bertambah, sedangkan di lain pihak unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari operasi. Jika gedung pusat listrik yang ada masih memungkinkan untuk penambahan unit pembangkit, maka pengembangan pembangkitan dapat dilakukan dengan menambah unit pembangkit dalam gedung pusat listrik yang ada, maka harus dibangun pusat listrik yang baru. Pengembangan pembangkitan khususnya dalam sistem interkoneksi, selain harus memerhatikan masalah gangguan dan kerusakan(butir g), juga harus memerhatikan masalah saluran transmisi dalam sistem.


i.         Teknologi pembangkitan

Pembangkitan teknologi umumnya mengarah pada perbaikan efisiensi dan penemuan teknik konversi energi yang baru dan penemuan bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi perangkat keras(Hardware) seperti komputerisasi dan juga meliput segi perangkat lunak(software) seperti pengembangan model-model matematik untuk optimasi.


Sumber: buku Pembangkitan Energi listrik karya Djiteng Marsudi edisi kedua

2 komentar: