Minggu, 29 September 2013

Glosarium beberapa jenis hadist beserta pengertian-pengertian yang berkaitan dengannya

At-Tabi'in: ialah orang-orang yang berjumpa sahabat dalam keadaan Iman dan Islam, baik perjumpaannya itu dalam waktu yang lama ataupun sebentar.

Perawi: ialah orang yang meriwayatkan hadits

Sanad: ialah rangkaian para perawi yang meriwayatkan hadits.

Matan: ialah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad

Taqrir: ialah perbuatan sahabat Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam yang ternyata dibenarkan atau tidak dikoreksi oleh Beliau.

Al-Kutubul Khamsah: Kitab Shahih Bukhari, Kitab Shahih Muslim, Kitab Sunan Abu  Dawud, Kitab Sunan Turmudzi, Kitab Sunan Nasa'i.

Al-Kutubus Sittah: Al-Kutubul Khamsah ditambah Sunan Ibnu Majah menurut Ibnu Thahir Al-Maqdisy.

Al-Kutubus Sab'ah: Al-Kutubus Sittah ditambah Musnah Ahmad, Susunan Ahmad bin Hambal.

Mutaqaddimun(Ulama): ialah Ulama hadits yang hidup sampai abad III Hijriyah , yang menghimpun hadits-hadits Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam ke dalam kitabnya. Yang termasuk ulama ialah: Ahmad, Bukhari Muslim, An-Nasa'i, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah.

Mutaakhkhirun(Ulama): ialah Ulama hadits yang hidup pada abad IV Hijriyah dan seterusnya, yang kebanyakan mereka mengkoleksikan hadits-hadits  Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam dengan mengutip dari kitab-kitab hadits yang telah disusun oleh Ulama Mutaqaddimun. Diantara Ulama Mutaakhkhirin ialah Al-Hakim, Ad-Daruquthni, Ibnu Hibban dan Ath-Thabrani.

Ilmu Hadits Riwayat: ialah suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, Taqrir-taqrir Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, dan sifat-sifat Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam. Maka yang menjadi objek pembahasan dari Ilmu Hadits Riwayat ialah pribadi Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam dari segi sabdanya, perbuatannya, taqrirnya dan sifat-sifatnya.

Ilmu Hadits Dirayah: ialah ilmu yang mempelajari tentang qaedah-qaedah untuk mengetahui hal ihwal sanad, Matan, cara-cara menerima dan menyampaikan hadits-hadits, sifat-sifat Rawi dan sebagainya. Maka yang menjadi objek pembahasan dari Ilmu Hadits Dirayah  ialah keadaan sanad, Matan dan Rawi hadits. Ilmu Dirayah ini pada zaman Mutaqaddimin dinamai Ulumul Hadits dan terakhir ini dimasyhurkan dengan nama Ilmi Musthalah.







Hadist Qudsi: ialah sesuatu yang dikhabarkan Allah subhanahuwata'aala secara ilham kepada Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam yang maknanya kemudian dikhabarkan Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam kepada umatnya dengan bahasan beliau sendiri. (Hadist Rabbany atau Hadist Ilahy)




(Contoh Hadits Qudsi)

Hadits Muttafaq 'alaih: ialah hadits yang disepakati kesahihannya oleh bukhari dan muslim.


1. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi


  • Hadits Mutawatir: ialah hadist yang diriwayatkan oleh orang banyak pada setiap tingkat sanadnya, yang menurut tradisi mustahil mereka sepakat terlebih dahulu untuk berdusta. Sebagian ulama ada yang menambahkan unsur penyaksian pancaindera sebagai salah satu persyaratan hadist mutawatir.



(Contoh hadits Ahad)

Hadits Ahad terpecah lagi menjadi: 


        a. Hadist Shahih: ialah hadist yang telah memenuhi kriteria sehingga ia dapat diterima, yaitu sanadnya bersambung, para perawinya adil, tidak dikenal atau dituduh sebagai pembohong, kuat hapalannnya, tidak banyak salahnya, bukan ahli bid'ah, teliti, tidak peragu, dan terkenal pada zamannya; tidak berlawanan dengan hadits kuat lainnya; dan tidak bercacat.


(Contoh hadits Shahih)


         b. Hadits Hasan: ialah hadits yang diterima dari Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wassallam dengan perawi-perawi yang bersambung, namun hapalan mereka dalam hadits lebih sedikit dibanding para perawi dalam hadits shahih.






(Contoh hadits Hasan)

         c. Hadits Dhaif: ialah hadits yang tidak memenuhi kriteria seperti hadits shahih atau hadits hasan.






(Contoh hadits Dhaif)

2. Hadits yang bersambung sanadnya


Hadits Maushul: ialah hadits yang sanadnya bersambung dan tidak terputus dari perawi keperawi berikutnya. Disebut juga hadits muttashil.



Hadits Marfu': ialah hadits yang sanadnya sampai kepada Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam.



3. Hadits karena tidak bersambung sanadnya



Hadits Muallaq: ialah hadits yang diriwayatkan tanpa menyebutkan sanadnya.



Hadits Munqathi': ialah hadits yang dalam rangkaian sanadnya ada seorang perawi yang hilang, tetapi perawi tersebut bukan dari kalangan sahabat.



Hadits Mursal: ialah hadits yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam langsung kepada tabi'in dan rangkaian sanadnya hilang pada sahabat.



Hadits Mu’dhal: hadits yang gugur rawinya, dua orang atau lebih, berturut-turut, baik sahabat bersama tabi'i, tabi'i bersama tabi' al-tabi'in maupun dua orang sebelum shahabiy dan tabi'iy.



Hadits Mudallas: yaitu hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits itu tidak terdapat cacat.



4. Hadits disebabkan oleh cacat perawi



Hadits Mudraj: ialah  hadits yang menampilkan (redaksi) tambahan, padahal bukan (bagian dari) hadits.



Hadits Maqlub: ialah hadits yang lafaz matannya terukur pada salah seorang perawi, atau sanadnya. Kemudian didahulukan pada penyebutannya, yang seharusnya disebutkan belakangan, atau mengakhirkan penyebutan, yang seharusnya didahulukan, atau dengan diletakkannya sesuatu pada tempat yang lain.



Hadits Mudtharib: ialah hadits yang diriwayatkan seorang perawi, namun perawi tersebut juga meriwayatkan hadits itu dengan arti yang  berbeda melalui rangkaian sanad yang lain.


Hadits Mushahhaf dan Muharraf: Hadits Mushahhaf yaitu hadits yang perbedaannya dengan hadits riwayat lain terjadi karena perubahan titik kata, sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah. Hadits Muharraf yaitu hadits yang perbedaannya terjadi disebabkan karena perubahan syakal kata sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah.


Hadits Syadz: ialah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang maqbul, akan tetapi bertentangan (matannya) dengan periwayatan dari orang yang kualitasnya lebih utama.



Hadits Mu’allal: ialah hadits yang diketahui ‘Illatnya setelah dilakukan penelitian dan penyelidikan meskipun pada lahirnya tampak selamat dari cacat.



Hadits Maqthu': ialah hadits yang sanadnya hanya sampai pada salah seorang tabi'in atau bahkan generasi setelahnya.



Hadits Mauquf: ialah hadits yang sanadnya terhenti hingga Sahabat Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam.



Hadits Maudhu': ialah hadits buatan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam atau hadits yang dalam sanadnya ada seorang perawi yang dikenal sebagai pembohong.



Hadits Munkar: ialah hadits yang sanadnya lebih lemah atau lebih kurang dapat dipercaya daripada hadits lain yang sama.



Hadits Matruk: ialah yang dalam sanadnya ada seorang perawi yang tertuduh sebagai seorang pembohong.


Sumber: Kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Atsqalani & blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar