Sabtu, 19 Oktober 2013

Cinta Sepanjang Masa Untuk Khadijah


Ia adalah wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampai ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya. Panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati sang suami.
Bahkan sang suami terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Sang suami terus menyintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalannya. (Seperti yang dituturkan Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al usratu bilaa Masyaakil)Suatu hari istri Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam yang lain(yakni 'Aisyah radhiyallahu 'anha) berkata, "Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam selalu menyebutnya." (H.R. Bukhari)



Ya, dialah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin 'Abdul 'Uzza bin Qushai. Dialah wanita yang pertama kali dinikahi oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam. Bersamanya, Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam membina rumah tangga harmonis yang terbimbing dengan wahyu di Makkah. Beliau tidak menikah dengan wanita lain sampai Khadijah radhiyallahu 'anha meninggal dunia. Saat menikah, Khadijah radhiyallahu 'anha berusia 40 tahun sementara Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam berumur 25 tahun.
Saat itu ia merupakan wanita yang paling terpandang, cantik dan sekaligus kaya. Ia menikah dengan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam tak lain karena mulianya sifat beliau, karena tingginya kecerdasan dan indahnya kejujuran beliau. Padahal saat itu sudah banyak para pemuka dan pemimpin kaum yang hendak menikahinya. Ia adalah wanita terbaik sepanjang masa. Ia selalu memberi semangat dan keleluasaan pada Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam untuk mencari kebenaran. Ia sendiri yang menyiapkan bekal untuk Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam saat menyendiri dan beribadah di gua Hira'. 
Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyhur yang menjadikan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam merasakan tenang setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali yang pertama, "Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau suka menyambung silaturahmi, menanggung kebutuhan orang yang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya, menjamu dan memuliakan tamu dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran." (H.R. Muttafaqun 'alaih)(Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil)
Pun, saat suaminya menerima wahyu yang kedua berisi perintah untuk mulai berjuang, mendakwahkan agama Allah subhanahu wata'alaa dan mengajak pada tauhid, ia adalah wanita pertama yang percaya bahwa suaminya adalah utusan Allah subhanahu wata'alaa dan kemudian menyatakan keislamannya tanpa ragu-ragu dan bimbang sedikitpun juga.
Khadijah termasuk salah satu nikmat yang Allah subhanahu wata'alaa anugerahkan pada Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam. Dia mendampingi beliau selama seperembat abad, menyanyangi beliau di kala resah, melindungi beliau dalam menyebarkan risalah, mendampingi beliau dalam menjalankan jihad yang berat juga rela menyerahkan diri dan hartanya pada beliau. (Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury di dalam Sirah Nabawiyah)



Suatu kali 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata pada  Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam setelah beliau menyebut-nyebut Khadijah radhiyallahu 'anha, "Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita lain selain Khadijah radhiyallahu 'anha?!" Maka beliau berkata kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha, "Khadijah itu begini dan begini." (H.R. Bukhari)
Dalam riwayat Ahmad pada Musnad-nya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan "begini dan begini" adalah sabda beliau, "Ia beriman kepada ketika semua orang kufur, ia membenarkan aku ketika semua orang mendustakanku, ia melapangkan aku dengan hartanya ketika semua orang mengharamkan(menghalangi) aku dan Allah memberiku rezeki berupa anak darinya." (Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil)
Karena itu, jika seorang wanita ingin hidup dalam hati suami, maka sertailah dia dalam menyintai dan menegakkan agama Allah subhanahu wata'alaa, sertailah dia dalam suka dan dukanya. Jadilah wanita seperti Khadijah radhiyallahu 'anha hingga kelak mendapatkan apa yang ia dapatkan. Sebagaimana yang diriwayatkan  dalam Sahih Bukhari, Jibril mendatangi Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, inilah Khadijah yang datang membawa bejana yang didalamnya ada lauk atau makanan atau minuman. Jika dia datang, sampaikan salam kepadanya dari Rabb-nya, dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di surga, yang didalamnya tidak ada suara hiruk pikuk dan keletihan."

Sumber: Indahnya Surga karya Ya'cub Chamidi, S.S, dan Mafruhah, S.Pd 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar