Selasa, 26 November 2013

Amanah itu...


"Dan sungguh beruntung orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya." (QS 23:8)
Sejatinya amanah itu, 

Bukan karena kamu mampu.
Bukan pula karena mereka merasa kamu mampu.
Bukan karena kamu tahu kapasitasmu.
Bukan pula karena mereka tahu kapasitasmu.

Dan jangan sampai pula karena kemauanmu.
Amanah itu kehendak Allah, rencana Allah atas kehidupanmu.

Bahkan sekiranya semua orang disekitarmu berhimpun untuk menjauhkanmu dari amanah itu, jika Allah tahu itu yang terbaik bagimu, maka ia berikan amanah itu kepadamu.

Bahkan sekiranya semua orang disekitarmu bersepakat menyatakan bahwa kamu tak mampu, jika Allah tahu amanah itu jalan terbaik untuk meningkatkan kapasitas dirimu, maka ia berikan amanah itu kepadamu.

Bahkan sekiranya seluruh aibmu seketika memenuhi pikiranmu dan membuatmu berhenti melangkah karena ragu. Jika Allah tahu amanah itu akan membuatmu menjadi hamba yang semakin baik dan semakin dekat dengan-Nya, maka amanah itu akan ia berikan kepadamu.

Percayalah, ada rencana terbaik yang sudah Allah persiapkan.
Sikapilah dengan ikhtiar terbaik yang kamu lakukan,
Serta pertanggungjawaban terbaik yang bisa kamu persiapkan.
Sekali lagi, ini bukan tentang kamu dan mereka, ini tentang kamu dan Dia.
Dan melangkahlah dengan percaya, bahwa bersama-Nya semua akan baik-baik saja.


Sumber: Buku SKLD SALAM UI 2013

Selasa, 22 Oktober 2013

Wanita-wanita penghuni surga



Sesungguhnya segala kenikmatan surga tidaklah dikhususkan untuk laki-laki saja sehingga perempuan tidak mendapatkannya akan tetapi surga adalah untuk orang-orang bertakwa, Allah subhanahu wata'ala berfirman yang artinya: "(Surga) disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa." (QS Ali 'Imran: 133)
Ketahuilah! Sesungguhnya maharnya surga adalah iman dan amal soleh, bukan angan-angan yang batil, yang tidak pernah terwujudkan. Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, yang artinya: "Apabila seorang perempuan shalat lima waktu, puasa ramadhan. menjaga kesuciannya dan menaati suaminya, dikatakanlah kepadanya: masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang anda inginkan." (Shahihul Jaami' lil Albaany)
Dan tinggalkanlah sejauh-jauhnya penyeru-penyeru fitnah dan penghinaan kaum perempuan, yang menginginkan kerusakan kalian, dan ingin meninggalkan rasa malu dari kalian, serta memalingkan kalian dari memperoleh kenikmatan surga.
Semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan taufik-Nya kepada perempuan-perempuan kaum muslimin, agar mendapatkan kenikmatan surga, dan menjadikan mereka pemberi petunjuk yang senantiasa memperoleh hidayah dan menjauhkan dari mereka syaithan-syaithan manusia dan penyeru-penyerunya yang menginginkan kerusakan mereka.

Keadaan/kondisi perempuan di surga:
1. Apabila perempuan masuk kedalam surga, maka Allah subhanahu wata'ala akan mengembalikan usia mudanya dan kegadisannya, ini berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam yang artinya: "Sesungguhnya surga tidaklah dimasuki oleh nenek tua, sesungguhnya Allah jika memasukkan mereka ke dalam surha mengembalikan mereka menjadi gadis-gadis." (H.R. Abu Nu'aim)
2. Disebutkan dalam beberapa atsar, bahwa perempuan dunia saat berada di surga akan jauh lebih cantik melebihi kecantikan bidadari-bidadari surga, ini karena kesungguhan mereka dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala. (Tafsir Al-Qurthuby(16/154))
3. Ibnul Qayyim berkata: "Sesungguhnya setiap orang dilarang untuk mendekati selain pasangannya saat berada disana(surga). Dari Anas bin Malik radiyallahu'anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam, yang artinya: "Berangkat pagi-pagi atau siang hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalaulah seorang wanita penduduk surga menampakkan dirinya kepada dunia, niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian. Sungguh, penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya." (H.R. Al-Bukhari)
Dari Abdullah bin Umar radiyallahu'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya para istri penghuni surga bernyanyi untuk suami-suami mereka dengan suara yang sangat merdu, yang tidak pernah didengar oleh siapapun. Diantara bait yang mereka dendangkan: Kami adalah wanita-wanita yang cantik jelita. Kami para istri kaum yang mulia. Kami melihat dengan mata yang indah."
Demikian juga diantara bait yang mereka dendangkan adalah:
"Kami adalah wanita-wanita abadi, yang tidak akan mati, kami adalah wanita-wanita yang merasa aman tidak merasa takut, kami adlaah wanita-wanita yang menetap tidak akan berpindah." (Shahiihul Jaami' no. 1557)
Saat ini surga tengah berhias untuk perempuan! Sebagaimana mereka juga tengah berhias untuk lelaki. Allah subhanahu wata'ala berfirman, yang artinya: "Di tempat yang disenangi di sisi tuhan yang berkuasa." (Q.S. Al-Qamar: 55)
Istimewa! Maka hendaklah para wanita tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Sesungguhnya umur ini terbatas dan pasti akan berakhir dan tidak ada setelah itu kecuali kekekalan. Maka jadikanlah kekekalan kalian di dalam surga.

Sumber: Indahnya Surga karya Ya'cub Chamidi S.S dan Mafruhah, S.Pd.I


Kisah wanita cantik yang membuat kagum para ulama


Ketika menelusuri sebuah jalan di kota Bashrah, Al Atabi melihat seorang wanita yang sangat cantik sedang bersendau gurau dengan seorang lelaki tua buruk rupa. Setiap kali wanita itu berbisik, laki-laki tersebut pun tertawa.
Al Atabi yang penasaran kemudian memberanikan diri bertanya kepada wanita itu. “Siapa laki-laki tersebut?”. “Dia suamiku.” “Kamu ini cantik dan menawan, bagaimana kamu dapat bersabar dengan suami yang jelek seperti itu? Sungguh, ini adalah sesuatu yang mengherankan” Al Atabi meneruskan pertanyannya.
“Barangkali karena mendapatkan wanita sepertiku, maka ia bersyukur. Dan aku mendapatkan suami seperti dirinya, maka aku bersabar. Bukankah orang yang sabar dan syukur adalah termasuk penghuni surga? Tidak pantaskah aku bersyukur kepada Allah atas karunia ini?”
Al Atabi kemudian meninggalkan wanita itu disertai kekaguman. Ulama Al Azhar, Dr Mustafa Murad, juga kagum dengan wanita itu sehingga memasukkan kisah ini dalam bukunya Qashashush Shaalihiin. Kedua ulama tersebut tidaklah kagum kepada wanita itu karena kecantikannya. Mereka kagum karena agamanya. Dan benarlah pesan Rasulullah: “Wanita itu dinikahi karena empat hal; karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wanita yang baik agamanya, ketika ia kaya, ia tidak sombong. Ia justru dermawan, suka berinfaq dan mendukung perjuangan dakwah suami dengan hartanya.
Wanita yang baik agamanya, ketika ia memiliki kedudukan tinggi dan nasab yang mulia, ia tidak menghina orang lain. Ia justru menjadi wanita yang mulia dan menggunakan kedudukannya untuk membela kebenaran. Wanita yang baik agamanya, ketika ia cantik, ia tidak membuat suaminya resah. Ia justru menjadi penghibur hati dan penyejuk mata bagi suaminya tercinta. Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]


Sabtu, 19 Oktober 2013

Syi'iran Gus Dur

"Bila nama besar Bung Karno tempoe doeloe –terutama di luar negeri– melebihi Indonesia atau katakanlah Indonesia adalah Bung karno dan Bung Karno adalah Indonesia, ada saatnya nama besar Gus Dur melebihi NU atau katakanlah NU adalah Gus Dur dan Gus Dur adalah NU."(Gus Mus)
Syair "Tanpo waton" atau yang lebih kita kenal sebagai syair "Gus Dur" ini disusun oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) –rahimahullah- dua bulan menjelang beliau wafat.
Dari sumber lain juga disebutkan bahwa sebenarnya syair ini di ciptakan oleh hadratus syeikh Hasyim Asy'ari (Kakek Gus Dur) yang kemudian di kumandangkan lagi oleh Gus Dur. Isi syair berbahasa jawa ini sarat dengan nilai-nilai spiritual yang sangat patut kita resapi makna dibaliknya.

Berikut adalah isi syair Gus Dur (Tanpo Waton) yang sudah dilengkapi dengan translate(terjemah)nya dalam bahasa Indonesia dibagian bawah. 



ا ستغفرالله رب البرايا # استغفرالله من الخطايا
رب زدني علما نافعا # و وفقني عملا صالحا
يا رسول الله سلام عليك # يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم # يااهيل الجود و الكرم

Ngawiti ingsun nglaras syi'iran # Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan # Rino wengine tanpo pitungan

Rino wengine tanpo pitungan... 

Duh bolo konco priyo wanito # Ojo mung ngaji syare'at bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco # Tembe mburine bakal sangsoro

Tembe mburine bakal sangsoro... 

Akeh kang apal Qur'an Haditse # Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke # Yen isih kotor ati akale

Yen isih kotor ati akale... 

Gampang kabujuk nafsu angkoro # Ing pepaese gebyare donyo
Iri lan meri sugihe tonggo # Mulo atine peteng lan nisto

Mulo atine peteng lan nisto... 

Ayo sedulur jo nglaleake # Wajibe ngaji sa'pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide # Baguse sangu mulyo matine

Baguse sangu mulyo matine... 

Kang aran sholeh bagus atine # Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma'rifate # Ugo haqiqot manjing rasane

Ugo haqiqot manjing rasanee... 

Al-Qur'an Qodim wahyu minulyo # Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan guru waskito # Den tancepake ing jero dodo

Den tancepake ing jero dodo... 

Kumantil ati lan pikiran # Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat rosul dadi pedoman # Minongko dalan manjinge iman

Kelawan Alloh kang moho suci # Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadlohi # Dzikir lan suluk jo nganti lali

Dzikir lan suluk jo nganti lali... 

Uripe ayem rumongso aman # Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan # Kabeh tinakdir saking pengeran

Kabeh tinakdir saking pengeran...

Kelawan konco dulur lan tonggo # Kang podo rukun ojo dursilo
Iku sunnahe rosul kang mulyo # Nabi Muhammad panutan kito

Nabi Muhammad panutan kito...

Ayo nglakoni sekabehane # Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senadjan asor toto dzohire # Ananging mulyo maqom drajate

Ananging mulyo maqom drajate...

Lamun palastro ing pungkasane # Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone # Utuh mayite ugo ulese

Utuh mayite ugo ulese...

يا رسول الله سلام عليك # يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم # يااهيل الجود و الكرم

-------------------------------------------------------------------------------------------------
Terjemahan Bahasa Indonesia kurang lebih berikut :
-------------------------------------------------------------------------------------------------
ا ستغفرالله رب البرايا # استغفرالله من الخطايا
رب زدني علما نافعا # و وفقني عملا صالحا
يا رسول الله سلام عليك # يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم # يااهيل الجود و الكرم


Aku memulai menembangkan (menyanyikan) sya’ir # Dengan memuji kepada Tuhan
Yang memberi rahmat dan kenikmatan # Siang dan malam tanpa perhitungan

Wahai para sahabat pria dan wanita # jangan hanya belajar syari’at saja
Hanya pandai mendongeng (bicara),menulis dan membaca # Akhirnya hanya akan sengsara

Banyak yang hafal al-Qur’an dan hadistnya # Suka mengkafirkan orang lain
Kekafirannya sendiri tidak diperhatikan # Kalau masih kotor hati dan akalnya

Mudah tertipu nafsu angkara # Dalam hiasan gemerlapnya dunia
Iri dan dengki kekayaan tetangga # Maka hatinya gelap dan nista

Mari saudara jangan melupakan # Kewajiban mengaji (belajar) lengkap dengan aturannya
Untuk menebalkan iman tauhidnya # Bagusnya bekal mulia matinya

Yang disebut orang shaleh itu bagus hatinya # Karena sempurna seri keilmuannya
Melakukan thariqat dan ma’rifatnya # Juga hakekat meresap rasanya

Al-qur’an qodhim wahyu yang mulia # Tanpa ditulis bisa dibaca
Itu wejangan (pesan) guru yang waskita # Ditancapkan ke dalam dada

tergantung (tertempel) di hati dan pikiran # Merasuk ke dalam badan dan tubuh
Mu’jizat rasul ( Al-qur’an ) jadi pedoman # Sebagai jalan masuknya iman

Kepada Allah yang Maha suci # Harus berpelukan (mendekatkan diri) siang dan malam
Diusahakan dan dilatih # Dzikir dan suluk jangan sampai dilupakan

Hidupnya tentram dan merasa aman # Itulah perasaan tanda beriman
Sabar menerima meskipun (hidup) pas-pasan # Semua sudah ditakdirkan dari Tuhan

Terhadap teman , saudara dan tetangga # Rukunlah jangan bertengkar
Itu sunnah Rasul yang mulia # Nabi Muhammad suri tauladan kita

Mari jalani semuanya # Allah yang akan mengangkat derajatnya
Meskipun rendah secara lahiriah # Namun mulia kedudukan derajatnya disisi Allah

Ketika ajal telah datang di Akhir # Tidak tersesat roh dan sukma(raga)nya
Disanjung Allah surga tempatnya # Utuh (lengkap) jasadnya juga kain kafannya
يا رسول الله سلام عليك # يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم # يااهيل الجود و الكرم

Untuk download mp3-nya bisa disini

Cinta Sepanjang Masa Untuk Khadijah


Ia adalah wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampai ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya. Panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati sang suami.
Bahkan sang suami terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Sang suami terus menyintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalannya. (Seperti yang dituturkan Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al usratu bilaa Masyaakil)Suatu hari istri Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam yang lain(yakni 'Aisyah radhiyallahu 'anha) berkata, "Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam selalu menyebutnya." (H.R. Bukhari)



Ya, dialah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin 'Abdul 'Uzza bin Qushai. Dialah wanita yang pertama kali dinikahi oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam. Bersamanya, Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam membina rumah tangga harmonis yang terbimbing dengan wahyu di Makkah. Beliau tidak menikah dengan wanita lain sampai Khadijah radhiyallahu 'anha meninggal dunia. Saat menikah, Khadijah radhiyallahu 'anha berusia 40 tahun sementara Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam berumur 25 tahun.
Saat itu ia merupakan wanita yang paling terpandang, cantik dan sekaligus kaya. Ia menikah dengan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam tak lain karena mulianya sifat beliau, karena tingginya kecerdasan dan indahnya kejujuran beliau. Padahal saat itu sudah banyak para pemuka dan pemimpin kaum yang hendak menikahinya. Ia adalah wanita terbaik sepanjang masa. Ia selalu memberi semangat dan keleluasaan pada Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam untuk mencari kebenaran. Ia sendiri yang menyiapkan bekal untuk Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam saat menyendiri dan beribadah di gua Hira'. 
Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyhur yang menjadikan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam merasakan tenang setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali yang pertama, "Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau suka menyambung silaturahmi, menanggung kebutuhan orang yang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya, menjamu dan memuliakan tamu dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran." (H.R. Muttafaqun 'alaih)(Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil)
Pun, saat suaminya menerima wahyu yang kedua berisi perintah untuk mulai berjuang, mendakwahkan agama Allah subhanahu wata'alaa dan mengajak pada tauhid, ia adalah wanita pertama yang percaya bahwa suaminya adalah utusan Allah subhanahu wata'alaa dan kemudian menyatakan keislamannya tanpa ragu-ragu dan bimbang sedikitpun juga.
Khadijah termasuk salah satu nikmat yang Allah subhanahu wata'alaa anugerahkan pada Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam. Dia mendampingi beliau selama seperembat abad, menyanyangi beliau di kala resah, melindungi beliau dalam menyebarkan risalah, mendampingi beliau dalam menjalankan jihad yang berat juga rela menyerahkan diri dan hartanya pada beliau. (Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury di dalam Sirah Nabawiyah)



Suatu kali 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata pada  Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam setelah beliau menyebut-nyebut Khadijah radhiyallahu 'anha, "Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita lain selain Khadijah radhiyallahu 'anha?!" Maka beliau berkata kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha, "Khadijah itu begini dan begini." (H.R. Bukhari)
Dalam riwayat Ahmad pada Musnad-nya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan "begini dan begini" adalah sabda beliau, "Ia beriman kepada ketika semua orang kufur, ia membenarkan aku ketika semua orang mendustakanku, ia melapangkan aku dengan hartanya ketika semua orang mengharamkan(menghalangi) aku dan Allah memberiku rezeki berupa anak darinya." (Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil)
Karena itu, jika seorang wanita ingin hidup dalam hati suami, maka sertailah dia dalam menyintai dan menegakkan agama Allah subhanahu wata'alaa, sertailah dia dalam suka dan dukanya. Jadilah wanita seperti Khadijah radhiyallahu 'anha hingga kelak mendapatkan apa yang ia dapatkan. Sebagaimana yang diriwayatkan  dalam Sahih Bukhari, Jibril mendatangi Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, inilah Khadijah yang datang membawa bejana yang didalamnya ada lauk atau makanan atau minuman. Jika dia datang, sampaikan salam kepadanya dari Rabb-nya, dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di surga, yang didalamnya tidak ada suara hiruk pikuk dan keletihan."

Sumber: Indahnya Surga karya Ya'cub Chamidi, S.S, dan Mafruhah, S.Pd 


Minggu, 13 Oktober 2013

Sekilas tentang Lamaran


Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.”
Lamaran merupakan langkah awal dari suatu pernikahan. Hal ini telah disyari'atkan oleh Allah subhanahu wata'ala sebelum diadakanya akad nikah antara suami istri. Dengan maksud, supaya masing-masing pihak mengetahui pasangan yang akan menjadi pendamping hidupnya. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 235:
"Dan tidak ada dosa bagi kalian meminang wanita-wanita itu15 dengan sindiran16 atau kalian menyembunyikan(keinginan menikahi mereka) dalam hati kalian. Allah mengetahui kalian mengadakan janji nikah dengan mereka secara lisan, kecuali sekedar mengucapkan(kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kalian ber'azam(bertetap hati) untuk berakad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kalian. Maka takutlah kepada-Nya."

1. Sifat Calon Istri

Wanita muslimah yang hendak dinikahi harus memiliki sifat penuh kasih sayang. Karena, kasih sayang antara suami dan istri menjadi penyangga bagi keberlangsungan hidup rumah tangga. Selain itu, juga mampu melahirkan keturunan. Karena, dengan adanya keturunan akan menopang terpenuhinya kepentingan peradaban dan kekayaan. Kecintaan dan kasih sayang seorang wanita kepada suaminya merupakan bukti karakter yang kuat dari sifat alamiah yang ada pada dirinya. yang mana hal itu dapat menghindarkan dirinya dari berselingkuh atau mencari perhatian laki-laki lain. 
Dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta yang lainnya, dari Jabir disebutkan bahwa Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam pernah bertanya kepadanya: "Wahai Jabir, dengan gadis atau janda kamu menikah?". "Dengan janda," jawab Jabir. Maka beliau pun berkata: "Alangkah baiknya jika engkau dengan gadis, sehingga engkau bisa bermain-main dengannya dan ia bisa bermain-main denganmu." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah bin Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam pernah bersabda yang artinya:
"Sesungguhnya dunia ini keindahan dan tidak ada di dunia ini yang lebih baik daripada seorang wanita shalihah." (H.R. Ibnu Majah)
Dari Jabir radhiallahu'anhu, dia menceritakan bahwa Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam pernah bersabda:
"Sesungguhnya seorang wanita itu dinikahi karena agama, harta dan kecantikannya. Untuk itu, nikahilah wanita yang taat beragama, niscaya kamu akan bahagia." (H.R. Muslim dan Tirmidzi)

Imam Tirmidzi mengingatkan bahwa hadits ini berstatus hasan shahih.
Penulis kitab Al-Raudhah mengatakan: "Disunnahkan wanita itu berasal dari lingkungan, kabilah dan karakter yang benar-benar shalihah. Karena sesungguhnya, manusia seperti ini adalah sebagaimana logam emas dan perak(yang sangat bernilai)." Sebab, adat, kebiasaan dan gaya hidup suatu kaum sangat berpengaruh pada seseorang dan menentukan kepribadiannya. 
Diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i dengan sanad shahih, bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam pernah bersabda yang artinya:
"Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau melihatnya, maka ia akan membahagiakanmu. Jika engkau memerintahnya, maka ia senantiasa mentaatimu. Jika engkau memberikan sesuatu kepadanya, maka ia senantiasa berbuat baik kepadamu. Apabila kamu tidak berada disisinya, ia selalu menjaga dirinya dan hartamu."
Rasulullah pernah mengirim beberapa wanita untuk mengetahui akan aib yang tersembunyi pada diri mereka. Lalu beliau berkata: "Ciumlah mulutnya, ciumlah kedua ketiaknya dan lihatlah kedua tumitnya." (H.R. Ahmad)

2. Memilih Suami

Seorang wanita muslimah hendaknya memilih calon suami yang shalih dan berakhlak mulia hingga dapat memergaulinya dengan cara yang baik atau nanti apabila menceraikannya, maka hal itu akan ia lakukan dengan cara yang baik pula. Imam Ghazali berkata: "Berhati-hati terhadap hak-hak wanita sebagai istri adalah lebih penting. Karena, mereka(kaum wanita) merupakan makhluk yang lemah, sedangkan laki-laki dapat melakukan perceraian kapan saja ia kehendaki. Apabila wanita muslimah memlih calon suami zhalim, fasiq atau peminum minuman keras, maka berarti agamanya menjadi ternoda serta akan menjadi penyebab kemurkaan Allah, akrena ia telah memutuskan tali silaturahmi dan salah pilih."
Seseorang bertanya kepada Hasan bin Ali: "Aku mempunyai anak gadis. Menurutmu, kepada siapa aku harus menikahkannya?". Hasan menjawab: "Nikahkanlah ia dengan laki-laki yang bertakwa kepada Allah. Jika laki-laki itu mencintainya, maka ia akan menghormatinya dan jika ia marah kepadanya, maka ia tidak akan menzhaliminya."

3. Melihat wanita yang hendak dilamar

Dari Mughirah bin Syu'bah, ia berkata: "Aku pernah melamar seorang wanita, lalu Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam berkata: "Lihatlah ia, karena yang demikian itu akan melanggengkan kasih sayang antara kalian berdua." (H.R. Ibnu Majah, An-Nasa'i dan Tirmidzi)
Sebagian ulama berpegang pada hadits ini dan mengatakan: "Diperbolehkan bagi seorang laki-laki melihat wanita yang hendak dilamarnya pada bagian yang tidak diharamkan." Demikian dikemukakan oleh Imam Tirmidzi. Ini juga menjadi pendapat dari Imam Ahmad dan Imam Ishak.
Dari Jabir disebutkan(Sebagai hadits marfu'=sanadnya sampai kepada Rasulullah), bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam  bersabda yang artinya:
"Jika salah seorang diantara kalian meminang seorang perempuan; sekiranya ia dapat melihat sesuatu darinya yang mampu menambah keinginan untuk menikahinya, maka hendaklah ia melihatnya." (H.R. Abu Dawud dan Hakim)
Menurut Jumhur ulama: "Diperbolehkan bagi pelamar melihat wanita yang dilamarnya. Akan tetapi, mereka tidak diperbolehkan melihat kecuali hanya sebatas wajah dan kedua telapak tangannya." Sedangkan Al-Auza'i mengatakan: "Boleh melihat pada bagian-bagian yang dikehendakinya, kecuali aurat." Adapun Ibnu Hazm mengatakan: "Boleh melihat pada bagian depan dan belakang dari wanita yang hendak dilamarnya."

Sumber: buku Fiqih Wanita karya Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah dengan perubahan seperlunya 

Etika Mengucapkan Salam




Islam adalah agama yang memerintahkan perdamaian dan jalan menuju keselamatan dunia dan akhirat. Islam itu sendiri terambil dari kata as-salam, yang berarti keselamatan dan kedamaian. Atau dari kata as-sulam, yang berarti tangga. Karena itu, sangatlah tepat bila salah satu syiar agama tersebut adalah mengucapkan salam(taslim) ketika bertemu(liqa') atau berpisah(mufaraqah) antara sesama muslim, dengan mengucapkan assalaamu'alaykum yang artinya semoga keselamatan/kedamaian atas kamu.
Menurut para ulama, hal itu akan lebih baik jika disambung dengan kata warahmatullahi wabarakatuh(dan rahmat serta berkah-Nya). Mengucapkan salam bukan sekedar menjalankan adat atau budaya. Bukan pula ungkapan basa-basi dan bermanis muka. Lebih dari itu, merupakan ibadah dan salah satu syiar agama. Sebagai ibadah, hukumnya sunnah, yang sudah barang tentu menjanjikan pahala. Meski demikian menjawab salam, hukumnya wajib. Menurut para ulama, orang yang mengucapkan salam dianggap lebih utama daripada yang menjawabnya. Hal itu seperti termaktub dalam kita Al-Asybah wa An-Nazhair, merupakan salah satu masalah yang dikecualikan dari kaidah fikih yang menyatakan perkara wajib lebih utama daripada sunnah.
Anjuran salam didasarkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur'an, disamping hadits dan ijma'. Dalil dari Al-Qur'an umpamnanya ditemukan pada surat An-Nur ayat 27 yang artinya: 

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. "

dan surat An-Nur ayat 61 yang artinya:

"Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka) dirumah kamu sendiri atau dirumah bapak-bapakmu, dirumah ibu-ibumu, dirumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, dirumah saudara bapakmu yang laki-laki, dirumah saudara bapakmu yang perempuan, dirumah saudara ibumu yang laki-laki, dirumah saudara ibumu yang perempuan, dirumah yang kamu miliki kuncinya atau dirumah kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. "

kemudian surat An-Nisa ayat 86 yang artinya:

"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu."

serta surat Adz-Dzariyat ayat 24 yang artinya:

"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?"

Dasar dari sunnah, misalnya sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Salam bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda yang artinya:

"Wahai sekalian manusia, ucapkan salam, berilah makanan, laksanakan silaturrahim, dirikanlah shalat(malam) ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat." (H.R. Hakim dan Ibnu Majah)

Mengucapkan salam bukanlah hal baru dalam Islam, semenjak kerasulan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam surat Adz-Dzariyat ayat 24 tersebut merupakan salah satu buktinya. Ayat itu menceritakan kedatangan sekelompok malaikat, yang menyamar seperti manusia ke rumah Nabi Ibrahim 'alaihi wassalam. Ketika masuk, mereka mengucapkan salam kepadanya, dan beliau menjawabnya.
Bahkan, salam telah dikenal sejak zaman Nabi Adam 'alaihi wassalam. Dalam kitab sahihain Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah, yang menceritakan bahwa Nabi Adam 'alaihi wassalam diciptakan Allah subhanahu wata'aala, beliau lantas disuruh mengucapkan assalaamu'alaykum kepada sekelompok malaikat dan mereka pun menjawabnya dengan mengucapkan wa'alaykumussalaam wahmatullaahiwabarakaatuh
Nabi Adam 'alaihi wassalam juga telah diberi tahu oleh Allah subhanahu wata'aala apa yang beliau ucapkan merupakan tahiyah(penghormatan/ucapan selamat) baginya, dan keturunannya kelak. Sedangkan taslim(mengucapkan salam) disamping bernilai ibadah, memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu mempererat tali persaudaraan, cinta kasih, dan solidaritas antar sesama. Dalam hal ini, Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda yang artinya:

"Kalian tidak masuk surga sehingga beriman dan kalian tidak beriman, dalam arti belum sempurna, sehingga saling mengasihi dan tidaklah saya menunjukkan kepadamu suatu perbuatan yang bila kalian lakukan niscaya akan saling mengasihi. Populerkan ucapan salam diantara kamu sekalian." (H.R Muslim)

Kita semua tahu, cinta kasih merupakan faktor yang fundamental dalam upaya menciptakan tata hubungan yang harmonis dalam suatu masyarakat. Dikalangan bangsa Arab, terkenal pepatah laula al-wi'am lahalaka al-anam, jika tiada keharmonisan/kerukunan niscaya umat manusia akan binasa. Karena itu, anjuran mengucapkan salam berlaku atas semua umat islam.
Kita tidak perlu memilah-milah, antara yang atasan dan bawahan, orang yang dikenal dan orang asing, teman dan musuh. Semuanya ketika bertemu, atau berpisah dianjurkan mengucapkan salam. Misi agama Islam adalah rahmatan lil 'alamin rahmat semesta alam. Dan muslim yang satu dengan yang lain adalah saudara(almuslimu akhu almuslim). Sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Al-Ash radiallahu 'anhu berkata: "Ada seseorang lelaki bertanya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam  tentang perbuatan-perbuatan yang termasuk paling utama dalam agama Islam. Lalu beliau menjawab yang artinya:

"Berikanlah makan dan ucapan salam kepada orang yang kau kenal dan tidak kau kenal." (H.R Bukhari dan Muslim)

Dalam kitab Al-Muwaththa' karya Imam Malik Ibnu Anas dijelaskan, ada sahabat yang sangat gemar mengucapkan salam, namanya Abdullah Ibnu Umar. Setiap pagi, beliau pergi ke pasar dan selalu mengucapkan salam kepada siapa saja yang dijumpainya. Kalau sampai di pasar, beliau tidak pernah melakukan transaksi jual-beli atau menawar barang-barang yang ada didalamnya.
Kebiasaan itu diketahui betul oleh salah seorang sahabatnya, Thufail Ibnu Ubay Ibnu Ka'b karena didorong oleh rasa ingin tahu, suatu hari ketika Thufail diajak ke pasar olehnya, ia bertanya kepada Abdullah Ibnu Umar mengenai maksud kepergiannya ke pasar, lalu dijawab, "Kita ke pasar untuk mengucapkan salam kepada orang-orang yang kita temui."
Secara umum, salam dianjurkan kapan dan dimana saja. Hanya saja ada beberapa situasi dan kondisi saat mengucapkan salam tidak dianjurkan. Misalnya, orang yang sedang kencing, bersetubuh, tidur, shalat, iqamah, adzan dan makan saat mulutnya ada makanan. Karena mereka dalam keadaan demikian tidak dianjurkan menyalaminya, menjawab pun tidak diwajibkan.






Selain itu, lelaki sendirian dilarang mengucapkan salam kepada perempuan yang bukan mahram yang juga sendirian, jika perempuan itu cantik. Karena dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah dan dampak negatif lain yang tidak diinginkan begitupula sebaliknya.

Disadur dari buku Dialog Problematika Umat karya KH. MA. Sahal Mahfudh dengan perubahan seperlunya


Sabtu, 05 Oktober 2013

Nasihat dari seorang arif

Abdullah bin Mubaraq berkata, "Sesungguhnya seorang laki-laki dengan gelar hakim telah mengumpulkan hadits dan memilihnya hingga tinggal 40.000 hadits. Kemudian dipilihnya lagi menjadi 4000 hadits lalu dipilih lagi menjadi 400 hadits. Dan jumlah itu dipilihnya lagi darinya menjadi 40 buah hadits, dan terakhir ia dipilih lagi hingga tinggal empat kalimat:



1. Jangan merasa aman terhadap istrimu dalam segala hal



2. Jangan tertipu oleh harta dalam segala hal


3. Jangan mengisi perutmu dengan segala sesuati yang perut itu tidak mampu membawanya



4. Jangan mengumpulkan ilmu apa pun yang tidak bermanfaat


Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam:

"Sumber segala macam penyakit adalah kedinginan(dingin perut/badan)."

"Segala penyakit berhubungan erat dengan isi perut, yaitu terlalu banyak makan dan minum, makanan di mulut tidak dikunyah terlebih dahulu."

"Aku ingin mempelajari ilmu, akan tetapi aku takut kalau-kalau aku menyia-nyiakannya(tidak dapat mengamalkannya)." lalu Abu Hurairah berkata, "Cukuplah engkau meninggalkan seorang alim(untuk berguru) termasuk menyia-nyiakan ilmu."

Begitu pula Imam Syafi'i berkata sebagai berikut:

"Segala tipu daya setan adalah meninggalkan amal karena takut dikatakan riya'."

Imam Syafi'i juga berkata:

"Barangsiapa mempelajari Al-Qur'an, maka besarlah nilainya. Barangsiapa mempelajari fiqh, maka berkembanglah ukurannya(mulia). Barang siapa menulis hadits, kuatlah hujjah/argumentasinya. Barangsiapa mempelajari ilmu hisab(matematika), luas(cerdas)lah pikirannya. Barangsiapa yang mempelajari bahasa arab, maka haluslah tabiatnya. Barangsiapa tidak memelihara dirinya, maka tidak akan bermanfaat ilmunya."


Sumber: Makalah kedua puluh tiga dari kitab Nashaihul 'ibad, karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, syarah Muhammad Nawawi bin Umar.

Minggu, 29 September 2013

Glosarium beberapa jenis hadist beserta pengertian-pengertian yang berkaitan dengannya

At-Tabi'in: ialah orang-orang yang berjumpa sahabat dalam keadaan Iman dan Islam, baik perjumpaannya itu dalam waktu yang lama ataupun sebentar.

Perawi: ialah orang yang meriwayatkan hadits

Sanad: ialah rangkaian para perawi yang meriwayatkan hadits.

Matan: ialah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad

Taqrir: ialah perbuatan sahabat Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam yang ternyata dibenarkan atau tidak dikoreksi oleh Beliau.

Al-Kutubul Khamsah: Kitab Shahih Bukhari, Kitab Shahih Muslim, Kitab Sunan Abu  Dawud, Kitab Sunan Turmudzi, Kitab Sunan Nasa'i.

Al-Kutubus Sittah: Al-Kutubul Khamsah ditambah Sunan Ibnu Majah menurut Ibnu Thahir Al-Maqdisy.

Al-Kutubus Sab'ah: Al-Kutubus Sittah ditambah Musnah Ahmad, Susunan Ahmad bin Hambal.

Mutaqaddimun(Ulama): ialah Ulama hadits yang hidup sampai abad III Hijriyah , yang menghimpun hadits-hadits Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam ke dalam kitabnya. Yang termasuk ulama ialah: Ahmad, Bukhari Muslim, An-Nasa'i, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah.

Mutaakhkhirun(Ulama): ialah Ulama hadits yang hidup pada abad IV Hijriyah dan seterusnya, yang kebanyakan mereka mengkoleksikan hadits-hadits  Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam dengan mengutip dari kitab-kitab hadits yang telah disusun oleh Ulama Mutaqaddimun. Diantara Ulama Mutaakhkhirin ialah Al-Hakim, Ad-Daruquthni, Ibnu Hibban dan Ath-Thabrani.

Ilmu Hadits Riwayat: ialah suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, Taqrir-taqrir Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, dan sifat-sifat Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam. Maka yang menjadi objek pembahasan dari Ilmu Hadits Riwayat ialah pribadi Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam dari segi sabdanya, perbuatannya, taqrirnya dan sifat-sifatnya.

Ilmu Hadits Dirayah: ialah ilmu yang mempelajari tentang qaedah-qaedah untuk mengetahui hal ihwal sanad, Matan, cara-cara menerima dan menyampaikan hadits-hadits, sifat-sifat Rawi dan sebagainya. Maka yang menjadi objek pembahasan dari Ilmu Hadits Dirayah  ialah keadaan sanad, Matan dan Rawi hadits. Ilmu Dirayah ini pada zaman Mutaqaddimin dinamai Ulumul Hadits dan terakhir ini dimasyhurkan dengan nama Ilmi Musthalah.







Hadist Qudsi: ialah sesuatu yang dikhabarkan Allah subhanahuwata'aala secara ilham kepada Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam yang maknanya kemudian dikhabarkan Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam kepada umatnya dengan bahasan beliau sendiri. (Hadist Rabbany atau Hadist Ilahy)




(Contoh Hadits Qudsi)

Hadits Muttafaq 'alaih: ialah hadits yang disepakati kesahihannya oleh bukhari dan muslim.


1. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi


  • Hadits Mutawatir: ialah hadist yang diriwayatkan oleh orang banyak pada setiap tingkat sanadnya, yang menurut tradisi mustahil mereka sepakat terlebih dahulu untuk berdusta. Sebagian ulama ada yang menambahkan unsur penyaksian pancaindera sebagai salah satu persyaratan hadist mutawatir.



(Contoh hadits Ahad)

Hadits Ahad terpecah lagi menjadi: 


        a. Hadist Shahih: ialah hadist yang telah memenuhi kriteria sehingga ia dapat diterima, yaitu sanadnya bersambung, para perawinya adil, tidak dikenal atau dituduh sebagai pembohong, kuat hapalannnya, tidak banyak salahnya, bukan ahli bid'ah, teliti, tidak peragu, dan terkenal pada zamannya; tidak berlawanan dengan hadits kuat lainnya; dan tidak bercacat.


(Contoh hadits Shahih)


         b. Hadits Hasan: ialah hadits yang diterima dari Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wassallam dengan perawi-perawi yang bersambung, namun hapalan mereka dalam hadits lebih sedikit dibanding para perawi dalam hadits shahih.






(Contoh hadits Hasan)

         c. Hadits Dhaif: ialah hadits yang tidak memenuhi kriteria seperti hadits shahih atau hadits hasan.






(Contoh hadits Dhaif)

2. Hadits yang bersambung sanadnya


Hadits Maushul: ialah hadits yang sanadnya bersambung dan tidak terputus dari perawi keperawi berikutnya. Disebut juga hadits muttashil.



Hadits Marfu': ialah hadits yang sanadnya sampai kepada Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam.



3. Hadits karena tidak bersambung sanadnya



Hadits Muallaq: ialah hadits yang diriwayatkan tanpa menyebutkan sanadnya.



Hadits Munqathi': ialah hadits yang dalam rangkaian sanadnya ada seorang perawi yang hilang, tetapi perawi tersebut bukan dari kalangan sahabat.



Hadits Mursal: ialah hadits yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam langsung kepada tabi'in dan rangkaian sanadnya hilang pada sahabat.



Hadits Mu’dhal: hadits yang gugur rawinya, dua orang atau lebih, berturut-turut, baik sahabat bersama tabi'i, tabi'i bersama tabi' al-tabi'in maupun dua orang sebelum shahabiy dan tabi'iy.



Hadits Mudallas: yaitu hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits itu tidak terdapat cacat.



4. Hadits disebabkan oleh cacat perawi



Hadits Mudraj: ialah  hadits yang menampilkan (redaksi) tambahan, padahal bukan (bagian dari) hadits.



Hadits Maqlub: ialah hadits yang lafaz matannya terukur pada salah seorang perawi, atau sanadnya. Kemudian didahulukan pada penyebutannya, yang seharusnya disebutkan belakangan, atau mengakhirkan penyebutan, yang seharusnya didahulukan, atau dengan diletakkannya sesuatu pada tempat yang lain.



Hadits Mudtharib: ialah hadits yang diriwayatkan seorang perawi, namun perawi tersebut juga meriwayatkan hadits itu dengan arti yang  berbeda melalui rangkaian sanad yang lain.


Hadits Mushahhaf dan Muharraf: Hadits Mushahhaf yaitu hadits yang perbedaannya dengan hadits riwayat lain terjadi karena perubahan titik kata, sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah. Hadits Muharraf yaitu hadits yang perbedaannya terjadi disebabkan karena perubahan syakal kata sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah.


Hadits Syadz: ialah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang maqbul, akan tetapi bertentangan (matannya) dengan periwayatan dari orang yang kualitasnya lebih utama.



Hadits Mu’allal: ialah hadits yang diketahui ‘Illatnya setelah dilakukan penelitian dan penyelidikan meskipun pada lahirnya tampak selamat dari cacat.



Hadits Maqthu': ialah hadits yang sanadnya hanya sampai pada salah seorang tabi'in atau bahkan generasi setelahnya.



Hadits Mauquf: ialah hadits yang sanadnya terhenti hingga Sahabat Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam.



Hadits Maudhu': ialah hadits buatan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam atau hadits yang dalam sanadnya ada seorang perawi yang dikenal sebagai pembohong.



Hadits Munkar: ialah hadits yang sanadnya lebih lemah atau lebih kurang dapat dipercaya daripada hadits lain yang sama.



Hadits Matruk: ialah yang dalam sanadnya ada seorang perawi yang tertuduh sebagai seorang pembohong.


Sumber: Kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Atsqalani & blog