Minggu, 10 Agustus 2014

[Prolog]Selamat datang di tanah anbiya


Beginilah kondisi Gaza. Blokade membuat rakyat kami tidak mendapatkan bahan bakar minyak, gas, listrik dan air bersih. Israel membolehkan obat-obatan ke kota kami. Tetapi apakah kami harus makan aspirin untuk bertahan hidup? Ketika musim dingin tiba, kami menggigil. Saat kami menderita sakit, juga yang karena disebabkan serangan Israel, kami kadang harus menunggu selama 6 bulan lebih untuk mendapatkan tindakan. Karena alat kedokteran kami sebagian besar rusak. Kami yang menderita penyakit berat dan harus dirujuk ke luar Gaza karena ketiadaan alat medis, harus menunggu anggota keluarga kami akhirnya wafat saat menunggu izin keluar.


Israel ingin memusnahkan kami. Mereka ingin kami menjual tanah kami. Tetapi kami tidak akan pernah melego tanah orangtua kami. Di sinilah mereka membesarkan kami dengan cinta dan kekuatan pribadi mereka. Di tanah ini mereka menanamkan nilai luhur yang mengikat kami pada tanah air ini. Bagaimana mungkin kami berpikir untuk melepaskannya barang sepotong?
Ke mana kami harus pergi? Rumah kami rata dengan tanah. Puluhan masjid kami tinggal puing. Setiap hari kami terbangun dengan satu-satunya pertanyaan: siapa dari kami yang terbunuh hari ini?
Israel telah membutakan mata. Mereka menyerang perawat, dokter, wartawan, lelaki jompo, perempuan, dan anak-anak. Mereka menghabisi ratusan nyawa kami sekaligus.
Anda mungkin heran, mengapa kami masih bisa tertawa dan merasa bahagia, mengapa kami masih terus menjalani seperti ini, tidak memilih untuk mengungsi? Karena dalam hidup ini hanya ada dua pilihan bagi kami: hidup bahagia di dunia atau wafat dalam syahid untuk surga. Kami menjadikan hidup ini sesederhana apa adanya.
Dengan kalian berdiri disini bersama kami, di garis batas yang memisahkan kalian dengan para penjajah, biarlah Israel tahu bahwa kami tidak akan pernah sendiri. Bahwa kesombongan tidak akan pernah mendapat tempat di dunia, apalagi di akhirat.
Terima kasih, sahabatku, saudaraku. Terima kasih telah membalut luka kami. Terima kasih telah mengusap air mata kami.


(Ditulis oleh dr. Prita Kusumaningsih Sp. O.G.
Dari sambutan DR. Midhaad Abbas, Direktur Jendral Hubungan dan Kerja Sama Internasional Departemen Kesehatan Palestina)

Sumber: Membalut Luka Gaza, Perjalanan Para Dokter dan Relawan untuk Mengembalikan Senyuman Palestina cetakan pertama maret 2013, karya dr. Prita K., Sp. O.G., dkk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar