At-Tabi'in: ialah orang-orang yang berjumpa sahabat dalam keadaan Iman dan Islam,
baik perjumpaannya itu dalam waktu yang lama ataupun sebentar.
Perawi: ialah orang yang meriwayatkan hadits
Sanad: ialah rangkaian para perawi yang meriwayatkan hadits.
Matan: ialah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad
Taqrir: ialah perbuatan sahabat Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam yang ternyata dibenarkan atau tidak dikoreksi oleh Beliau.
Al-Kutubul Khamsah: Kitab Shahih Bukhari, Kitab Shahih Muslim, Kitab Sunan Abu Dawud, Kitab Sunan Turmudzi, Kitab Sunan Nasa'i.
Al-Kutubus Sittah: Al-Kutubul Khamsah ditambah Sunan Ibnu Majah menurut Ibnu Thahir Al-Maqdisy.
Al-Kutubus Sab'ah: Al-Kutubus Sittah ditambah Musnah Ahmad, Susunan Ahmad bin Hambal.
Mutaqaddimun(Ulama): ialah Ulama hadits yang hidup sampai abad III Hijriyah , yang menghimpun hadits-hadits Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam ke dalam kitabnya. Yang termasuk ulama ialah: Ahmad, Bukhari Muslim, An-Nasa'i, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah.
Mutaakhkhirun(Ulama): ialah Ulama hadits yang hidup pada abad IV Hijriyah dan seterusnya, yang kebanyakan mereka mengkoleksikan hadits-hadits Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam dengan mengutip dari kitab-kitab hadits yang telah disusun oleh Ulama Mutaqaddimun. Diantara Ulama Mutaakhkhirin ialah Al-Hakim, Ad-Daruquthni, Ibnu Hibban dan Ath-Thabrani.
Ilmu Hadits Riwayat: ialah suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, Taqrir-taqrir Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, dan sifat-sifat Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam. Maka yang menjadi objek pembahasan dari Ilmu Hadits Riwayat ialah pribadi Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam dari segi sabdanya, perbuatannya, taqrirnya dan sifat-sifatnya.
Ilmu Hadits Dirayah: ialah ilmu yang mempelajari tentang qaedah-qaedah untuk mengetahui hal ihwal sanad, Matan, cara-cara menerima dan menyampaikan hadits-hadits, sifat-sifat Rawi dan sebagainya. Maka yang menjadi objek pembahasan dari Ilmu Hadits Dirayah ialah keadaan sanad, Matan dan Rawi hadits. Ilmu Dirayah ini pada zaman Mutaqaddimin dinamai Ulumul Hadits dan terakhir ini dimasyhurkan dengan nama Ilmi Musthalah.
Hadist Qudsi: ialah sesuatu yang dikhabarkan Allah subhanahuwata'aala secara ilham kepada Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam yang maknanya kemudian dikhabarkan Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam kepada umatnya dengan bahasan beliau sendiri. (Hadist Rabbany atau Hadist Ilahy)
(Contoh Hadits Qudsi)
Hadits Muttafaq 'alaih: ialah
hadits yang disepakati kesahihannya oleh bukhari dan muslim.
1. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi
- Hadits
Mutawatir: ialah hadist yang diriwayatkan oleh orang banyak pada setiap tingkat
sanadnya, yang menurut tradisi mustahil mereka sepakat terlebih dahulu
untuk berdusta. Sebagian ulama ada yang menambahkan unsur penyaksian
pancaindera sebagai salah satu persyaratan hadist mutawatir.
(Contoh hadits Ahad)
Hadits Ahad terpecah lagi menjadi:
a. Hadist Shahih:
ialah hadist yang telah memenuhi kriteria sehingga ia dapat diterima, yaitu
sanadnya bersambung, para perawinya adil, tidak dikenal atau dituduh sebagai
pembohong, kuat hapalannnya, tidak banyak salahnya, bukan ahli bid'ah, teliti,
tidak peragu, dan terkenal pada zamannya; tidak berlawanan dengan hadits kuat
lainnya; dan tidak bercacat.
(Contoh hadits Shahih)
b. Hadits Hasan: ialah hadits yang
diterima dari Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wassallam dengan perawi-perawi
yang bersambung, namun hapalan mereka dalam hadits lebih sedikit dibanding para
perawi dalam hadits shahih.
(Contoh hadits Hasan)
c. Hadits
Dhaif: ialah hadits yang tidak memenuhi kriteria seperti hadits shahih atau
hadits hasan.
(Contoh hadits Dhaif)
2. Hadits yang bersambung sanadnya
Hadits Maushul: ialah hadits yang sanadnya bersambung dan tidak terputus
dari perawi keperawi berikutnya. Disebut juga hadits muttashil.
Hadits Marfu': ialah hadits yang sanadnya sampai kepada Rasulullah
shalallaahu 'alaihi wassallam.
3. Hadits karena tidak bersambung sanadnya
Hadits Muallaq: ialah hadits yang diriwayatkan tanpa menyebutkan
sanadnya.
Hadits Munqathi': ialah hadits yang dalam rangkaian sanadnya ada seorang
perawi yang hilang, tetapi perawi tersebut bukan dari kalangan sahabat.
Hadits Mursal: ialah hadits yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad
shallallaahu 'alaihi wassallam langsung kepada tabi'in dan rangkaian sanadnya
hilang pada sahabat.
Hadits Mu’dhal: hadits yang gugur rawinya, dua orang atau lebih,
berturut-turut, baik sahabat bersama tabi'i, tabi'i bersama tabi' al-tabi'in
maupun dua orang sebelum shahabiy dan tabi'iy.
Hadits Mudallas: yaitu hadits yang diriwayatkan menurut cara yang
diperkirakan bahwa hadits itu tidak terdapat cacat.
4. Hadits disebabkan oleh cacat perawi
Hadits Mudraj: ialah hadits yang menampilkan (redaksi)
tambahan, padahal bukan (bagian dari) hadits.
Hadits Maqlub: ialah hadits yang lafaz matannya terukur pada salah
seorang perawi, atau sanadnya. Kemudian didahulukan pada penyebutannya, yang
seharusnya disebutkan belakangan, atau mengakhirkan penyebutan, yang seharusnya
didahulukan, atau dengan diletakkannya sesuatu pada tempat yang lain.
Hadits Mudtharib: ialah hadits yang diriwayatkan seorang perawi, namun
perawi tersebut juga meriwayatkan hadits itu dengan arti yang berbeda
melalui rangkaian sanad yang lain.
Hadits Mushahhaf dan Muharraf: Hadits
Mushahhaf yaitu hadits yang perbedaannya dengan hadits riwayat lain terjadi
karena perubahan titik kata, sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah. Hadits
Muharraf yaitu hadits yang perbedaannya terjadi disebabkan karena perubahan
syakal kata sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah.
Hadits Syadz: ialah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang
maqbul, akan tetapi bertentangan (matannya) dengan periwayatan dari orang yang
kualitasnya lebih utama.
Hadits Mu’allal: ialah hadits yang diketahui ‘Illatnya setelah
dilakukan penelitian dan penyelidikan meskipun pada lahirnya tampak selamat
dari cacat.
Hadits Maqthu': ialah hadits yang sanadnya hanya sampai pada salah
seorang tabi'in atau bahkan generasi setelahnya.
Hadits Mauquf: ialah hadits yang sanadnya terhenti hingga Sahabat
Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassallam.
Hadits Maudhu': ialah hadits buatan yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam atau hadits yang dalam sanadnya ada
seorang perawi yang dikenal sebagai pembohong.
Hadits Munkar: ialah hadits yang sanadnya lebih lemah atau lebih kurang
dapat dipercaya daripada hadits lain yang sama.
Hadits Matruk: ialah yang dalam sanadnya ada seorang perawi yang
tertuduh sebagai seorang pembohong.
Sumber:
Kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Atsqalani & blog