Sabtu, 20 Mei 2017

Sekilas tentang Cilodong



Sejak pertemuan dengan Pak Jeffrey saat offering letter di Gedung Alia, kami bertiga(saya, Josephine, dan Fahmi) diberi tahu bahwa kami akan mengikuti hari-hari bersama teman-teman TNI di Depok(saat itu Pak Jeffrey tidak menyebut tempat pelaksanaannya di Cilodong). Setelah menjalani MCU, kami menunggu cukup lama untuk mendapatkan info mengenai detail acara di Cilodong itu. Hari minggu, sehari sebelum berangkat ke Cilodong, kami diminta untuk berkumpul di hotel Whiz untuk mendapatkan briefing dari pihak HR Corporate; apa saja yang harus dipersiapkan, dan mengenai acara di Cilodong secara garis besar. Kami, peserta Management Trainee(MT) Djabesmen Co.(DBC) yang berjumlah 32 orang ini berinisiatif untuk mengadakan makan malam bersama dan berkenalan. Saya salut kepada saudara Nicko yang sudah mau menginisiasi acara yang saya rasa sangat bermanfaat untuk kami semua, acara di mana kami berkenalan satu sama lain. 

Keesokan harinya, kami berkumpul di Wisma Alia untuk persiapan keberangkatan menuju Markas Divif1 Kostrad di Cilodong. Ya, kami berangkat ke Cilodong dengan truk “tronton”. Sesampai di Cilodong, kami sudah disambut para tentara-tentara TNI (selanjutnya akan disebut sebagai pelatih) yang akan mengajarkan kami kedisiplinan dan jiwa korsa. Upacara pembukaan dibuka oleh Pak Brian Widjaja. Beliau berharap kami dapat mengikuti pelatihan bela negara dan kepimimpinan ini dengan baik dan penuh semangat. Kami juga diberi tahu oleh pelatih Rajab untuk senantiasa menaati peraturan yang berlaku di tempat mereka, seperti tidak boleh berkelahi, tidak boleh merokok, tidak boleh membawa narkoba dan senjata tajam dan lain sebagainya.




Di Cilodong, kami mendapatkan banyak hal. Di hari pertama, kami diajarkan “values” dari inspired to exceed(Examplary leadership, Continuing Partnership, Excellence, Empowerment, dan Dedication to Market) dari pihak HR DBC. Examplary leadership mempunyai nilai memimpin dengan memberi teladan dalam sikap kerendah-hatian, ketulusan dan integritas untuk mencapai hasil yang optimal. Continuing partnership mempunyai nilai menjalin hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan mitra usaha untuk membangun citra yang terpercaya. Excellence mempunyai nilai selalu mencari cara untuk melampaui standar yang ada dengan perbaikan terus menerus dan inovasi. Empowerment memiliki nilai pemberdayaan dengan membangun sumber daya manusia, sistem dan tata kelola untuk kesinambungan usaha. Dedication to market memiliki nilai peka terhadap intuisi pasar yang dapat mengantisipasi dan memenuhi harapan pelanggan. Tidak hanya pembekalan materi dari DBC saja. Kami juga diajarkan kedisiplinan oleh pelatih-pelatih; kami diajarkan baris terlebih dahulu sebelum masuk ruangan, menyantap hidangan dengan “table manner”, kebersihan dan kerapihan tempat tidur, belajar baris-berbaris, olahraga pagi dan komitmen untuk menepati waktu.

Hari-hari berlalu dengan pembekalan materi dari DBC seperti pembekalan kemampuan menyampaikan presentasi, proses bisnis dan produksi masing-masing “business unit”, PDCA dan “performance management”. Dan juga pembekalan materi bela negara dan kepemimpinan oleh pihak kostrad itu sendiri. Urgensi mempunyai rasa nasionalisme dan bagaimana bersikap adil kepada bawahan diajarkan kepada kami. Selain itu, kami sudah mulai terbiasa dengan bangun jam empat pagi dan perilaku “table manner” yang kontradiktif itu. Kami diminta menyantap hidangan dengan waktu yang sedikit, namun dengan tidak melepaskan kaidah “table manner”. Mungkin secara logika tidak masuk akal, tapi kami lakukan dengan harapan bahwa kami sebagai calon pemimpin harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan keadaan.

Kami juga ikut jurit malam atau mereka sebut caraka malam. Acara tersebut mengajarkan kami tentang bagaimana memegang rahasia dan tetap berpegang teguh dan fokus pada prinsip yang kita pegang dan percaya. Saya yang pernah mengikuti jurit malam cukup terkejut dengan “jebakan-jebakan” yang dibuat oleh pihak pelatih. Meskipun saya tahu itu hanya rekayasa belaka.




Hari sabtu setelah melakukan jurit malam, kami mengikuti outbond yang cukup memacu adrenalin. Flying fox adalah post yang paling membuat saya senang. Meskipun hanya sebentar dan tidak terlalu sulit, outbond yang dibuat oleh pihak Kostrad cukup membuat kami berkeringat dan bahagia. Setelah penutupan acara oleh pihak DBC, kami mempersembahkan “yel-yel” yang telah kami latih tiga hari belakangan. Cukup lega dan senang. Saya berharap ada lagi hari-hari seperti di Cilodong.
                                                                                                           
                                                                                                                  Salam Korsa.
          Karawang, 20 Mei 2017


                                                                                                Muhammad Abdul Aziz


Sabtu, 25 Juni 2016

Sistem listrik tiga fasa: pembangkitan



 
Steam turbine generator(diambil dari senecasawmill.com)

  Selamat pagi, enjiner! Apa kabarnya hari ini? Semoga baik-baik saja, ya. Untuk beberapa post selanjutnya, mungkin saya akan masih memuat tulisan-tulisan yang berbau listrik. Pada tulisan ini saya hanya me-review tentang pembangkitan sebagai cikal-bakal munculnya sistem tiga fasa.

            Setiap teknisi dan enjiner rele(relay technician and relay engineer) harus mengerti dasar dari kelistrikan dan sistem tenaga listrik. Banyak orang sulit mengerti atau menggambarkan sistem listrik tiga fasa. Mengerti hubungan antar fasa bukan suatu hal yang penting untuk operasi rele tegangan/arus/frekuensi yang sederhana. Bagaimanapun juga, hal tersebut sangat penting ketika melakukan tes rele yang lebih kompleks. Pada tulisan ini akan dijelaskan secara ringkas beberapa summary mengenai kelistrikan tiga fasa.

            Hampir semua sistem tenaga listrik disuplai oleh generator-generator. Meskipun generator dapat beroperasi menggunakan penggerak bertenaga gas, diesel, uap, angin, air dan lain sebagainya, konstruksi generator yang sebenarnya sama saja. Sebuah rotor generator dimasukkan ke dalam tengah kutub-kutub stator yang terpasang pada pinggir sekeliling sebuah “lingkaran” generator. Rotor di situ adalah sebuah elektromagnet yang besar yang berotasi di dalam kutub-kutub stator  melalui  sebuah tenaga penggerak(prime mover)  yang dapat digerakkan oleh bahan bakar yang disebutkan sebelumnya. Tegangan generator ditentukan oleh jumlah kumparan yang terlilit pada setiap inti besi dalam kutub stator dan kekuatan medan magnet rotor.

             Umumnya pada sistem tenaga listrik, generator yang digunakan ada generator sinkron. Generator sinkron adalah mesin arus bolak-balik(Alternating Current atau AC) yang mempunyai sebuah sirkuit medan(field) yang disuplai oleh sebuah sumber eksternal arus searah(Direct Current atau DC). Sebagaimana rotor berputar dalam kutub-kutub stator, interaksi magnetis antara rotor dan stator tersebut menghasilkan tegangan. Interaksi magnetis rotor-stator dan tegangan tersebut bervariasi sebagaimana susunan rotor terhadap perubahan kutub. 


 
Gambar 1 Gelombang satu fasa sederhana generator
Pada gambar 1 menunjukan sebuah gelombang sinusoidal sederhana generator. Perhatikan aksis horizontal grafik sinusoidal sesuai dengan posisi rotor di dalam stator. Ketika kutub rotor bagian utara berinteraksi dengan kutub stator, tegangan yang terinduksi adalah positif dan kutub rotor bagian selatan menghasilkan tegangan negatif. 



        Hampir semua sistem tenaga listrik menggunakan sistem tegangan tiga fasa yang dibuat dengan menambahkan kutub-kutub tambahan  sekitar rotor dengan curam gelombang yang saling mendahului sehingga didapat gelombang yang lebih halus atau smooth.



 
Gambar 2 Sistem tiga fasa sederhana generator

 Tiga kutub tersebut disusun terpisah  dan membuat gelombang sinusoidal pada gambar 2. Rotor berinteraksi dengan lebih dari satu kutub secara bersamaan sehingga interaksi kutub utara dan selatan harus diperhatikan. Perhatikan aksis horizontal ditandai dalam derajat tetapi unit aksis tersebut juga dapat berupa waktu ketika kecepatan rotor digunakan sebagai acuan. Hampir semua penerapan tiga fasa di Indonesia  berotasi 50 siklus(cycles) per detik atau 50 hertz sebagaimana diilustrasikan pada gambar 2 sehingga satu siklus gelombang sinusoidal berdurasi 20 ms.


Gambar 3 Urutan fasa

Sistem tiga fasa dapat berupa rotasi searah jarum jam/clockwise(A-B-C) atau berlawan arah jarum jam/counterclockwise(A-C-B). Rotasi fasa dalam sistem dapat ditentukan dengan rotasi rotor atau posisi dari lilitan kawat. Ketika dua sistem berinterkoneksi(yang terhubung parallel), keduanya harus mempunyai rotasi fasa yang sama. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan terjadi kerusakan pada peralatan yang ada di dua sistem tersebut. Tegangan dan arus harus mempunyai rotasi fasa yang sama jika tidak maka elemen proteksi tidak bekerja dengan benar. Ketika melihat gambar 3, maka membaca urutan fasanya dari kiri ke kanan dan pilih garis vertikal sebagai acuan. Perhatikan urutan mana puncak positifnya melewati acuan tersebut. A akan melewati acuan pertama kali yang kemudian disusul oleh B dan C sehingga rotasi ini disebut rotasi A-B-C.





Referensi:
The Relay Testing Handbook: Electrical Fundamentals for Relay Testing oleh Chris Werstiuk (Professional Engineer, Journeyman Power System Electrician, and Electrical Engineering Technologist)
Electrical Machinery and Power System Fundamentals oleh Stephen J. Chapman